Sinau nabuh Gamelan kuwi sinau nguripke rasa

Belajar gamelan adalah menumbuhkan kepekaan rasa.

 

Sering saya jumpai kebanyakan anak anak takut dan malu untuk mendekat dan bergabung bersama sama temannya untuk berlatih menabuh gamelan. Kebanyakan mereka bilang ...saya tidak bisa...dan saya paham itu karena dulu saya juga merasakan hal yang sama. Maka tidak banyak pertimbangan, anak anak itu lalu saya gandeng tangannya..lalu saya ajak duduk di gamelan. Kamu tidak usah takut. Saya akan ngajari kamu sampai bisa. Lihat teman temanmu dulu juga seperti kamu. Kamu tidak usah takut saya menemani. Atau sementara biar di temani bapak atau ibu....Lalu anak akan merasa nyaman karena ternyata tidak di olok olok tapi dipahami.

 

Belajar gamelan itu tidak sekedar belajar menabuh gamelan tetapi, lewat bunyi nada yang di bunyikan, lewat kebersamaan rasa dalam tempo dan ukuran menabuh anak anak telah belajar Vokus, saling melihat saling mendengar dan saling merasakan. Jadi sebenranya ketika ank anak belajar menabuh gamelan sedang belajar nabuh rasa, nggugah pengangen angen yang akhirnya akn bermuara pada pengukuhan jati diri.

 

CERITA FAUZAN

Fauzan anak kelas 5 SD Karangjati mempunyai kisah menarik setelah belajar gamelan di Omah Cangkem. Seperti yang di tuturkan Ibu Erna (ibu Fauzan)

Anak ini dulunya suka marah marah dan berantem, tidak bisa diajak komunikasi dengan baik.Dengan adiknya sukanya marah marah. Tapi akhir akhir ini berubah bisa lebih lembut dan suka bercanda. Ternyata belajar gamelan tidak sekedar belajar menabuh tapi juga belajar santun dan berteman dan sekarang fauzan lebih lincah dalam bergaul.

 

Pardiman Djoyonegoro

Gamelan tidak sekedar membunyikan nada akan tetapi juga menumbuhkan kepekaan rasa.kep[ekaan rasa atau mencverdaskan emosional.

 

CERITA GENDIS

Gendis pada saat datang pertama di Omah Cangkem awalny amalu malu, dan takut penginnya selalu di temani mamahnya. Bahkan dalam menabuh beberapa instrument dia tidak berani mendekat. Dan akhirnysa ia memutuskan untuk duduk diam menyaksikan, semetara dalam hatinya dia gelisah pengin jiuga riang dan bahagya menyaksikan teman yang sedang berlatih gamelan.

 

Hari berikutya gendis mencoba memberanikan diri. Untuk bergabung awalnya dia takut pada teman temannya takut kalau di olo olok..ternyata teman teman itu malah berebut menawarkan. Nabuh demung aja sini tak ajarin. Dan Gendispun menjadi semangat ternyata teman temannya mendukung. Bahkan mereka bertepuk tangan ketika gendis sudah berani memegang gamelan.

 

Suasana ini yang membuat makin lama gendis mulai berani dan percaya diri. Dan semakin riang karena suasana latihan yang nyaman membikin krasan. Dan rasa percaya diri ini terbawa di sekolahnya. Sekarang di percaya menjkadi ketua kelas.